MOSKOW - Rusia memblokir draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang ditujukan untuk mengkritisi pertempuran di Kota Qusair, Suriah. Menurut Rusia, draf resolusi yang diusulkan Inggris itu bersifat sepihak (unilateral).
Negeri Beruang Merah mengklaim, apa yang tercantum dalam draf resolusi tersebut tidak merefleksikan situasi yang sebenarnya terjadi di Suriah, terutama di Kota Qusair yang berbatasan di Lebanon. DK PBB pun gagal mengeluarkan pernyataan untuk menyikapi pertempuran itu karena sikap Rusia. Demikian, seperti diberitakan RIA Novosti, Senin (3/6/2013).
Seperti diketahui, selain mengkritik Pemerintah Suriah atas insiden Qusair, resolusi itu juga mendesak Suriah mengizinkan masuk badan-badan penyalur bantuan dari PBB. Pada dasarnya, relawan PBB hendak menyalurkan bantuannya ke warga sipil yang menjadi korban perang di negara Arab tersebut.
Pemblokiran resolusi itu terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem mengumumkan perizinan masuk Palang Merah ke Kota Qusair. Mereka diperbolehkan masuk asalkan operasi militer di kota tersebut berakhir.
Qusair yang berdekatan dengan Lebanon adalah kota yang dihuni oleh sekira 30 ribu warga. Bagi Rusia, DK PBB tidak patut berbicara mengenai situasi di Qusair karena beberapa wilayah Qusair masih dikuasai oposisi.
Seperti diketahui, pemblokiran resolusi untuk Suriah sudah pernah dilakukan Rusia dan China. Pertama-tama, mereka menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan penjatuhan sanksi ke Suriah. Hak veto itupun kembali digunakan untuk mencegah kemunculan resolusi DK PBB untuk mengecam Presiden Bashar al-Assad. (AUL)
0 Comments
